![]() |
Ilustrasi : Limbuk Kesandung Kasus : Dok. Pribadi |
Di Kerajaan Amarta yang megah, persiapan Amarta Fair 2025 sedang berada di puncaknya. Seluruh penjuru negeri disibukkan dengan berbagai acara, mulai dari pameran seni hingga turnamen panahan. Kemeriahan itu juga dirasakan oleh para punggawa istana, tak terkecuali Limbuk, abdi dalem setia yang selalu ceria dan penuh tingkah. Sebagai asisten pribadi Dewi Drupadi, Limbuk dipercaya untuk mendokumentasikan setiap momen penting acara tersebut melalui akun Instagram resmi keputren.
Limbuk, dengan ponsel pintarnya, tak henti-hentinya
memotret. Dari dekorasi yang memukau, sajian kuliner yang menggugah selera,
hingga senyum para putri yang anggun. Semua diunggahnya dengan antusias,
lengkap dengan caption jenaka dan hashtag wajib: #AmartaFair2025.
Saking asyiknya memotret dan mengunggah, Limbuk tak menyadari satu foto yang
terlewat dari sortirannya. Sebuah foto... dirinya sendiri, hanya berbalut
kemben, dengan pose yang sebetulnya ia maksudkan sebagai lelucon di antara
rekan-rekan abdi dalem.
"Wah, ini pasti lucu kalau nanti dilihat sama Mbok
Sarinem," pikir Limbuk kala itu, tanpa niat sedikit pun untuk
mengunggahnya ke publik. Namun, jari-jarinya yang gemuk itu ternyata memiliki
kehendaknya sendiri. Saat ia sedang sibuk membalas komentar pujian di unggahan
sebelumnya, foto kemben itu ikut terunggah secara tak sengaja.
Sontak, Instagram Kerajaan Amarta heboh. Notifikasi
membanjiri ponsel Limbuk seperti hujan badai. Komentar-komentar pedas,
tertawaan, hingga tanda tanya besar memenuhi kolom komentar unggahan tersebut. Bahkan hanya dalam waktu satu hari Instagram Limbuk kebanjiran Like dan Comment lebih dari 3 juta views
"Astaga, Limbuk! Ini foto apa?!" seru seorang
netizen.
"Yang bener aja, ini akun keputren lho!" timpal
yang lain.
Bahkan, ada yang sampai membuat meme dari foto Limbuk
tersebut, menyebar viral bagai wabah.
Berita tentang insiden ini segera sampai ke telinga Dewi
Drupadi. Raut wajah sang permaisuri berubah masam. Limbuk yang biasanya lincah,
kini hanya bisa tertunduk lesu di hadapan Dewi Drupadi dan para punggawa
keputren.
"Limbuk, apa yang sudah kau perbuat?" suara Dewi
Drupadi terdengar lembut namun penuh kekecewaan. "Ini bukan hanya tentang
dirimu, tapi juga tentang citra keputren dan Kerajaan Amarta!"
Limbuk tak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa menangis
sesenggukan, menyesali keteledorannya. "Ampun, Gusti Putri... hamba tidak
sengaja... hamba benar-benar tidak melihatnya..."
Meskipun Limbuk adalah sosok yang disayangi karena kesetiaan
dan kelucuannya, insiden ini tak bisa dianggap remeh. Postingannya telah memicu
perdebatan panjang di kalangan masyarakat. Ada yang membela Limbuk dengan dalih
ketidaksengajaan dan humor, namun tak sedikit pula yang mengecamnya karena
dianggap merendahkan martabat istana. Akhirnya, demi menjaga nama baik
kerajaan, Limbuk harus berurusan dengan pihak keputren untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sebagai hukuman, Limbuk tidak diizinkan lagi mengelola akun
media sosial keputren. Ia juga harus meminta maaf secara terbuka kepada seluruh
masyarakat Amarta melalui pengumuman resmi. Meskipun demikian, Dewi Drupadi
tetap memberikan dukungan moral kepada Limbuk, mengingatkannya bahwa setiap
kesalahan adalah pelajaran berharga.
Sejak saat itu, Limbuk menjadi lebih berhati-hati dalam
menggunakan teknologi. Ia belajar bahwa di era digital ini, satu klik bisa
berdampak besar. Insiden "kembenan" itu menjadi pelajaran tak
terlupakan bagi Limbuk, si abdi dalem yang lucu namun kini lebih bijak dalam
berselancar di dunia maya. Dan Amarta Fair 2025, meskipun sukses besar, akan
selalu dikenang dengan satu bumbu cerita yang tak terduga: kasus postingan
Instagram Limbuk yang menggemparkan Kerajaan Amarta.